PKS Kepri - Anggota Komisi X DPR Ahmad Zainuddin menilai awal pelaksanaan Ujian Nasional
(UN) SMP menimbulkan kegaduhan. Pasalnya penarikan dan pergantian
beberapa soal menyebabkan kendala teknis yang terjadi di beberapa
sekolah tak dapat dihindari.
Zainuddin mengatakan penarikan dan
pergantian beberapa soal tersebut disinyalir berisi tentang salah satu
kiprah tokoh politik. Seperti diketahui, pelaksanaan UN Bahasa Indonesia
di sejumlah daerah juga terdapat beberapa keganjilan. Di Pekanbaru
terdapat tiga hingga empat soal yang hilang tanpa ada soal pengganti.
Sedang di Bangkalan juga terdapat soal nomor 13 yang hilang tanpa
konfirmasi.
Zainuddin menegaskan bahwa beberapa SMP di kota Padang
masih ditemukan lembar soal yang terselip antara soal nomor 1-7 yang
baru dengan soal yang lama. Sedang untuk soal nomor 45 sampai dengan
soal nomor 50 soalnya diralat akan tetapi soal aslinya masih ada,
sehingga para siswa dibuat bingung karena ada dua soal ganda.
“Tentu
kejadian ini semua sangat meresahkan siswa karena dapat menimbulkan
kegaduhan atau pun dapat memecah konsentrasi siswa dalam menyelesaikan
ujian dengan optimal,” ujar Zainuddin dalam keterangannya, Selasa
(6/5/2014).
Zainuddin mensinyalir bahwa dengan adanya politisasi
dalam UN tahun ini menandakan kegagalan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M. Nuh dalam menjaga netralitas lembaga pendidikan dari
segala agenda politik praktis, yang juga tidak mampu mendisiplinkan staf
yang ada dibawah kendali kekuasaannya.
"Politisasi UN ini
menandakan ketidakfairan tim sukses kandidat Capres tertentu yang
menggunakan berbagai cara yang tidak sah dalam memenangkan pertarungan
politik di pilpres yang akan datang," kata Politisi PKS itu. [tribun]
Posting Komentar