GuidePedia

0
Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi

JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Al Habsyi merespons pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo yang menyebut Indonesia memiliki bonus demografi. Aboe menyebut, potensi besar yang dimiliki harus dimanfaatkan secara optimal. 

"Pada pidato kenegaraan Presiden Jokowi menyinggung adanya bonus demografi yang akan dimiliki oleh Indonesia. Saya sepakat dengan pembacaan potensi tersebut, dan kita tidak boleh tinggal diam. Apalagi Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, memiliki potensi besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia," ucap Aboe usai acara Pidato Kenegaraan Presiden RI, Rabu (16/8/2023). 

Aboe menilai pemerintah perlu melakukan langkah nyata dalam mengoptimalkan bonus demografi tersebut. Ia memberikan contoh perlu ada investasi di dunia pendidikan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. 

"Seharusnya para menteri bisa menterjemahkan arahan Presiden tadi. Yaitu berupaya untuk mewujudkan potensi ini, adanya bonus demografi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Dan hal ini tidak bisa sebatas diterjemahkan melalui konsep di atas meja, namun diperlukan strategi konkret yang dapat diimplementasikan dengan baik," tutur Aboe. 

"Misalkan saja, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan investasi dalam sektor pendidikan. Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia dapat menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan inovatif. Dengan demikian, kita akan menikmati bonus demografi, karena kita memiliki SDM yang unggul," imbuhnya. 

Anggota Komisi III DPR RI itu menyebut peningkatan kualitas pendidikan menjadi langkah jitu dalam memanfaatkan bonus demografi. Selain di sektor pendidikan, Aboe menyebut pemerintah perlu mendorong berkembang industri dalam negeri yang berbasis teknologi inovasi. 

"Pemerintah perlu meningkatkan anggaran pendidikan dan memperbaiki kualitas pendidikan di semua tingkatan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi dan industri, sehingga lulusan dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," kata dia. 

"Pada sisi lain pemerintah dapat mendorong pengembangan industri dalam negeri yang berbasis teknologi dan inovasi. Bonus demografi harus juga diiringi dengan adanya kepastian hukum, mempercepat proses perizinan, dan mengurangi birokrasi yang berbelit-belit," sambungnya. 

Lebih lanjut, Aboe berharap bonus demografi bisa diiringi dengan peningkatan kualitas SDM dan itu perlu usaha sungguh-sungguh dari pemerintah demi mewujudkan Indonesia Emas 2024.

"Jadi, bonus demografi tidak bisa dinikmati dengan berpangku tangan. Namun harus diimbangi dengan penyiapan SDM produktif. Pemerintah perlu fokus pada pengembangan keterampilan dan pelatihan bagi tenaga kerja," tegas Aboe. 

"Program pelatihan dan pengembangan keterampilan yang terarah akan membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi kesenjangan keterampilan. Pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor swasta dan lembaga pendidikan untuk menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," pungkasnya.

Posting Komentar

 
Top