GuidePedia

0
PKS KepriAnggota DPR RI, Hermanto, meminta Pemerintah agar jangan hanya sibuk menentramkan publik dalam kondisi nilai rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini. Ia mendesak Pemerintah untuk membuktikan kemampuan mengoptimalkan sisi positif dari menguatnya dolar AS.

“Jika berfikir sederhana, memang dengan penguatan dolar membuat nilai ekspor Indonesia menjadi naik. Namun, itu akan terjadi bila produk ekspor kita dibeli oleh pasar internasional. Di sinilah masalahnya, kita harus bekerja keras agar produk ekspor kita bisa dibeli orang,” paparnya menanggapi pernyataan Wakil Presiden dalam menyikapi melemahnya rupiah terhadap dolar AS.

Yang terjadi belakangan ini, lanjut Hermanto, tidak mudah menjual produk ekspor karena ada pelemahan permintaan dari negara mitra. “Apalagi saat ini di mana mata uang negara-negara di dunia melemah juga terhadap dolar. Tentu dalam kondisi ini mereka juga akan mengurangi impor guna mencegah berkurangnya devisa secara signifikan”, paparnya.

Tidak mudahnya menjual produk itu, lanjut Hermanto, diakui juga Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Menteri menyatakan pelemahan rupiah seharusnya menjadi momentum bagi pelaku industri manufaktur nasional untuk menggenjot ekspor. Namun sayangnya, saat ini sektor manufaktur Indonesia tidak berada dalam kondisi yang baik.

Indonesia, tambahnya, saat ini sangat tergantung pada ekspor komoditas. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai ekspor Indonesia pada Januari sampai Oktober 2014 mencapai US$ 148,06 miliar. Dari jumlah tersebut 63 persen berupa komoditas atau produk primer, bukan barang olahan industri manufaktur. “Namun saat ini, harga komoditas sedang anjlok. Negara-negara mitra tengah mengurangi permintaan. Akibatnya, ekspor juga terpukul," ujar legislator asal Sumatera Barat ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, harga komoditas dunia yang tengah menurun berdampak pada komoditas dalam negeri. Trend penurunan komoditas dunia ini diprediksi masih terus berlanjut di 2015.
Jadi, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, perlu kerja keras agar produk ekspor kita dibeli orang secara signifikan. “Perlu dilakukan pendekatan-pendekatan terutama kepada negara-negara yang tidak atau kurang terpegaruh oleh penguatan dolar AS," imbuhnya.
Selain mendorong ekspor, Pemerintah diminta juga agar menekan impor. Pemerintah, kata Hermanto, perlu menerapkan strategi ganda dalam menghadapi menguatnya kurs dolar yaitu mendorong ekspor dan menekan impor.
“Pemerintah harus inovatif dan responsif mengambil langkah cepat agar dapat mencegah dampak transmisi kenaikan kurs dolar terhadap ekonomi nasional," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan, penguatan dolar justru akan membuat nilai ekspor Indonesia menjadi naik. Karena hampir seluruh ekspor dihitung dengan dolar. Dampaknya, stabilitas ekonomi akan lebih cepat terjadi. Ini peluang agar ekonomi bisa tumbuh lebih baik. Di sisi lain, pelemahan rupiah dapat membuat investasi di Indonesia menjadi murah. Calon-calon investor diyakini akan giat menanamkan modalnya. Investasi akan lebih memungkinkan bergerak dengan baik. [pks.or.id]

Posting Komentar

 
Top