GuidePedia

0
PKS KepriKetua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menilai, tidak ada substansi yang benar-benar baru dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Tiongkok, dan para pengusaha di Beijing, Minggu (10/11).

"Undangan investasi dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan Cina adalah hal yang sudah lama berproses," ujarnya di kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (10/11), menanggapi pidato yang disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu kelompok pengusaha Indonesia dan Cina.

Menurut Mahfudz, hal baru yang harus dilakukan Presiden Jokowi adalah bagamana menutup defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Cina, serta bagaimana meningkatkan kualitas iklim investasi di berbagai aspek dalam waktu cepat.

Sementara soal poros maritim, kata Mahfuz, tantangan besarnya bagaimana merevitalisasi pelabuhan laut, sistem pengelolaan dan kontrol terhadajalur lalu-lintas laut. Termasuk bagaimana Indonesia bisa menggeser Singapura yang sudah mapan sebagai negara transit arus barang.

"Ini yang harus diperjelas karena capaian ini akan jadi keunggulan komparatis Indonesia di ASEAN dan kerjasama ekonomi-perdagangan kawasan lainnya," pungkasnya.

Seperti diketahui , Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan kelompok pengusaha Indonesia dan China di Beijing mengemukakan sejumlah hal terkait arah pembangunan ekonomi yang ingin dicapainya.

Dalam gagasan Jokowinomic ini, terlihat jelas keinginan membangun kerja sama saling menguntungkan dengan negara-negara sahabat, yang tidak hanya menguntungkan pengusaha, tetapi juga menguntungkan rakyat.

Jokowi juga membicarakan tentang rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti jalan kereta api yang akan dibangun di pulau-pulau besar lain di luar Pulau Jawa. Juga pembangunan bandara dan pelabuhan-pelabuhan baru yang memiliki spesifikasi teknis memadai untuk menunjang ekspor dan impor.

Disinggung pula soal kualitas produk yang harusnya baik. Jokowi mengatakan, ada banyak produk Cina yang baik, namun tak sedikit juga produk Cina yang kurang baik dikirim ke Indonesia dengan harga produk yang baik.

Ke depan, kata Jokowi Indonesia ingin agar transportasi untuk logistik dan orang itu lebih murah, karena itu perlu membangun jalur rel kereta api tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga di Sumatera, di pulau Kalimantan, di pulau Sulawesi dan di Papua.

"Oleh sebab itu kita membutuhkan investasi yang besar di dalam membangun jalur kereta api. Inilah kesempatan Bapak-Ibu semuanya untuk masuk ke investasi ini," tegasnya.

Jokowi pun menyadari adanya  problem besar yang harus di selesaikan dalam penataan dan perbaikan pelajaran, agar izin-izin di gabungkan dalam sebuah kantor one stop service, yang kita harapkan nanti semua kementerian baik PLN, kantor ESDM yang urusan-urusan yang berkaitan dengan investasi berada dalam satu gedung, dalam satu ruangan. Sehingga mengurus izin itu gampang, tidak bertahun-tahun seperti yang sekarang kita lihat.

 "Kemarin yang di Sumatera Selatan saya telepon, seminggu harus sudah selesai. Tapi apa harus tiap hari Presiden telepon urusan izin? Ini kan tidak mungkin," katanya. [jurnal parlemen]

Posting Komentar

 
Top